Halo, apa kabar ? Semoga sehat selalu ya...Wah akhirnya aku bisa ngeblog lagi, karena akhir - akhir ini sibuk mengerjakan tugas sekolah. Tapi, tak apa - apalah. Oke, kali ini aku mau memberikan sebuah cerpen yang menarik...hehe menurutku ^_^....Selamat membaca ya...
Menetap pada satu hati
Oleh
:G'nta
Malam
itu aku ingat lagi kata-kata yang pernah kak Naila katakan padaku. Kata-kata
yang sebenarnya sangat sulit untuk kupahami, walau sudah kupikirkan
berkali-kali. Waktu itu aku pernah
bertanya padanya tentang “apa jawaban yang tepat ketika kau ditanya tentang
perasaanmu pada seseorang?” kukatakan dengan nada pelan. Lalu kak Naila
menjawab, “Lebih baik kamu katakan saja apa yang sesungguhnya kamu rasakan, dan
apa alasan kamu memberi jawaban itu padanya. Wanita tidak suka menunggu jawaban
terlalu lama, juga jawaban yang tidak ada kepastian dan wujud nyatanya. Mereka
adalah mahkluk yang suka meminta, namun juga suka menyimpan rahasia.” Katanya
sambil tersenyum. Lalu dia menambahkan “Kalau kamu terlalu lama memberi jawaban,
mungkin kamu bakal ditolak dia, atau dianya udah diambil orang lain” sambil
tertawa.
Terus
aku pikirkan jawaban apa yang paling tepat untuk kukatakan padanya, sampai tak
terasa waktu sudah lewat tengah malam. Esoknya masih teriang dikepalaku perkataan
kak Naila kemarin, “Memberi sesuatu yang
belum tentu diinginkan orang lain itu memang sulit, ya?” gumamku dalam hati.
‘Lihatlah kebahagian orang lain, mereka bahagia bukan karena mereka punya
banyak hal, tetapi karena mereka tidak pernah membandingkan miliknya dengan
milik orang lain.’ Itu kata-kata yang membuatku tak pernah putus asa pada
tujuan ku ini. Memang berat jalan yang kutempuh saat ini, namun kutahu itu
hanya sebagian kecil dari bagian terbaik yang akan kudapat nanti ketika dia
sudah ada disini menemani saat sendiri, berbagi ketika kita tak punya apa-apa,
dan belajar, selalu belajar untuk selalu menerima satu sama lain untuk tujuan
yang sama.
Kukuatkan
lagi tekat itu ketika aku baru sadar telah bangun dari mimpi indah itu. Memang
masa lalu selalu ada yang tidak menyenangkan, namun tetap saja pasti ada saat
dimana itu jadi hal yang paling membahagiakan dan akan selalu diingat. Aku
hanya butuh waktu tak lebih dari 30 menit untuk menjelaskan semua alasanku
untuk tetap memilih dirinya, 30 menit yang tidak akan aku sia-siakan, 30 menit
yang akan merubah pandanganku, 30 menit yang akan membawaku berjalan bahkan
berlari lebih jauh lagi untuk sekalilagi bisa bersama dengannya.
Malam
itu makin terasa jantung ini berdebar makin kencang, dan perlahan ku ungkapkan
semua yang aku rasakan selama ini, dari dulu sampai waktu itu. Mungkin
seharusnya aku sudah tahu jawaban apa yang akan dia berikan ketika dia
mendengar semua alasanku bertahan pada tekat ini. Namun, apa kalian tahu
jawaban apa yang dia berikan? Yah! Jawaban itu cukup untuk membuatku belajar
untuk merubah sikap dan mencoba menjadi lebih, lebih, dan jauh lebih baik lagi
untuk dapat bersama Dia.
Tidak
ada kata ‘move on’, yang ada hanyalah memberi jarak antara aku dan dia, sampai
saat jarak itu menjadi makin dekat dan menyatukan kami berdua. Sama halnya
seperti yang dia lakukan kawanku saat ini, mereka saling menyukai satu sama
lain, tapi mereka tahu batasan mereka masing-masing. Mencintai dalam diam dan
selalu mendoakan itu lebih baik ketimbang pergi keluar sambil berpegangan
tangan. Karena itu jangan selalu dengarkan kata orang, sebab jalan hidup kita
berbeda dengan mereka.
Sudah ‘rampung’ aku pahami ucapan kak
Naila waktu itu, sambil nyeruput kopi panas dengan camilan ditangan kanan, ku
ingat lagi alasanku untuk menetap