Senin, 04 September 2017

Cerpen Kawanku

Halo, apa kabar ? Semoga sehat selalu ya...Wah akhirnya aku bisa ngeblog lagi, karena akhir - akhir ini sibuk mengerjakan tugas sekolah. Tapi, tak apa - apalah. Oke, kali ini aku mau memberikan sebuah cerpen yang menarik...hehe menurutku ^_^....Selamat membaca ya...




Menetap pada satu hati
Oleh :G'nta


            Malam itu aku ingat lagi kata-kata yang pernah kak Naila katakan padaku. Kata-kata yang sebenarnya sangat sulit untuk kupahami, walau sudah kupikirkan berkali-kali.  Waktu itu aku pernah bertanya padanya tentang “apa jawaban yang tepat ketika kau ditanya tentang perasaanmu pada seseorang?” kukatakan dengan nada pelan. Lalu kak Naila menjawab, “Lebih baik kamu katakan saja apa yang sesungguhnya kamu rasakan, dan apa alasan kamu memberi jawaban itu padanya. Wanita tidak suka menunggu jawaban terlalu lama, juga jawaban yang tidak ada kepastian dan wujud nyatanya. Mereka adalah mahkluk yang suka meminta, namun juga suka menyimpan rahasia.” Katanya sambil tersenyum. Lalu dia menambahkan “Kalau kamu terlalu lama memberi jawaban, mungkin kamu bakal ditolak dia, atau dianya udah diambil orang lain” sambil tertawa.

Terus aku pikirkan jawaban apa yang paling tepat untuk kukatakan padanya, sampai tak terasa waktu sudah lewat tengah malam. Esoknya masih teriang dikepalaku perkataan kak  Naila kemarin, “Memberi sesuatu yang belum tentu diinginkan orang lain itu memang sulit, ya?” gumamku dalam hati. ‘Lihatlah kebahagian orang lain, mereka bahagia bukan karena mereka punya banyak hal, tetapi karena mereka tidak pernah membandingkan miliknya dengan milik orang lain.’ Itu kata-kata yang membuatku tak pernah putus asa pada tujuan ku ini. Memang berat jalan yang kutempuh saat ini, namun kutahu itu hanya sebagian kecil dari bagian terbaik yang akan kudapat nanti ketika dia sudah ada disini menemani saat sendiri, berbagi ketika kita tak punya apa-apa, dan belajar, selalu belajar untuk selalu menerima satu sama lain untuk tujuan yang sama.

Kukuatkan lagi tekat itu ketika aku baru sadar telah bangun dari mimpi indah itu. Memang masa lalu selalu ada yang tidak menyenangkan, namun tetap saja pasti ada saat dimana itu jadi hal yang paling membahagiakan dan akan selalu diingat. Aku hanya butuh waktu tak lebih dari 30 menit untuk menjelaskan semua alasanku untuk tetap memilih dirinya, 30 menit yang tidak akan aku sia-siakan, 30 menit yang akan merubah pandanganku, 30 menit yang akan membawaku berjalan bahkan berlari lebih jauh lagi untuk sekalilagi bisa bersama dengannya.

Malam itu makin terasa jantung ini berdebar makin kencang, dan perlahan ku ungkapkan semua yang aku rasakan selama ini, dari dulu sampai waktu itu. Mungkin seharusnya aku sudah tahu jawaban apa yang akan dia berikan ketika dia mendengar semua alasanku bertahan pada tekat ini. Namun, apa kalian tahu jawaban apa yang dia berikan? Yah! Jawaban itu cukup untuk membuatku belajar untuk merubah sikap dan mencoba menjadi lebih, lebih, dan jauh lebih baik lagi untuk dapat bersama Dia.

 Tidak ada kata ‘move on’, yang ada hanyalah memberi jarak antara aku dan dia, sampai saat jarak itu menjadi makin dekat dan menyatukan kami berdua. Sama halnya seperti yang dia lakukan kawanku saat ini, mereka saling menyukai satu sama lain, tapi mereka tahu batasan mereka masing-masing. Mencintai dalam diam dan selalu mendoakan itu lebih baik ketimbang pergi keluar sambil berpegangan tangan. Karena itu jangan selalu dengarkan kata orang, sebab jalan hidup kita berbeda dengan mereka.

Sudah ‘rampung’ aku pahami ucapan kak Naila waktu itu, sambil nyeruput kopi panas dengan camilan ditangan kanan, ku ingat lagi alasanku untuk menetap
Posted on by Wyd | 2 comments

2 komentar:

  1. Iya, nggak semua perkataan orang lain benar. Kadang rumus hidup sukses orang lain pun nggak bisa diterapkan di kehidupan kita. Perlu dibuat inovasi, atau malah dicampur-campur sama rumus lainnya yang akhirnya cocok sama diri sendiri. :)

    BalasHapus
  2. iya,memang seperti itu...^_^

    BalasHapus

Mengenai Saya