Waktu itu
Oleh : g’nta
Hari itu masih teringat jelas
olehku, hari dimana pertama kalinya kita berdua bertemu dan hari dimana aku
masih tidak dapat melupakanmu. Saat pertama kali bertemu aku tahu kamu bukan
seperti mereka yang suka mengumbar sesuatu yang tidak seharusnya, bukan seperti
itu. Kamu memang seumuran denganku gadis 17 tahun, tapi tingkahmu waktu itu
seperti anak SD. Dalam hati aku tertawa ketika ejekkan itu sampai membuat pipimu
memerah yang samar terlihat dari putihnya kulitmu. Memang aku mengajakmu
pulang, karena itu bukan waktu yang tepat menurutku.
Baru sehari setelah pertemuan kita kemarin, sudah
ada pertanyaan-pertanyaan mengisi kepalaku, “kenapa perasaan itu baru terasa
ketika dia telah pergi meninggalkan kita?”. Rasanya aneh ketika aku terus
memikirkan jawabannya, semakin aku pikirkan hanya ruang kosong tak berujung
yang aku dapatkan. Lalu, pada siapa aku harus tanyakan jawabannya? Kemana aku
harus mencarinya? Bagaimana aku dapat menemukannya? Akan terus aku cari, sampai
akhir dari jalan kosong itu dapatku temukan.
Kemarin saat kau membalas pesanku,
sesaat aku merasakan hadirmu disini. Senyum lembut yang kau berikan waktu itu
tak mudah untuk kulupakan begitu saja. Ingin kutanyakan apa kabarmu hari ini,
namun jari tak kuasa menekan layar ponselku. Semakin aku pikirkan makin sakit
hati ini menahannya. Kenapa? Ada apa dengan perasaan aneh ini?
Hari ini semua pertanyaan itu telah
aku temukan jawabannya dan jawabannya sudah pasti, yaitu kamu. Kamu memberiku
sesuatu yang disebut kenangan, kenangan singkat, namun sangat berharga bagiku.
Tiap bagian dari diriku setuju dengan itu, senyum indah nan hangatmu, mata
bulat kecoklatan kau hias dengan kacamata bundar milikmu, rambut panjang yang
terurai bebas itu sangatlah cantik, mungkin karena itu aku sampai sekarang
masih tidak dapat melupakanmu. Sedih rasanya ketika perasaan yang hadir ini
tidak mampu kuungkapkan padamu. Namun tidak apa, walau sementara biarlah jadi
kenangan berharga dalam hidupku ini.
0 komentar:
Posting Komentar