Minggu, 29 Oktober 2017

Cerpenku

Oke guys, akhirnya aku bisa ngeblog lagi nih. Yeah, karena sibuk sekolah juga mempersiapkan cerpen ini. Kali ini aku akan memberikan sebuah cerpen tentang friendship, love, and relationship. Tidak usah berlama-lama, selamat membaca ya guys ^_^ ....




Antara Aku, Kau, dan, Dia
           
                                                           Oleh : Wydia Eka

Cinta memang menjadi persoalan rumit bagi setiap orang, datang tiba-tiba dan mungkin juga pergi dengan hati yang perih dan sakit. Bahkan ada cinta yang berakhir dengan kebahagiaan dan senyum manis, ada juga yang meninggalkan tangis. Cinta memang tak dapat dipaksakan, meski dipaksakan itu hanya akan menyisakan perih. Aku percaya, cinta yang sempurna akan datang tanpa harus direncanakan. Yang terbaik memang tak selalu datang lebih awal. Meski begitu, semua harus dijalani dengan semestinya.
                                                                    ****
            Namaku Hima, lengkapnya Himawati. Sekarang ini aku bersekolah di SMK Tunas Kelapa. Di sekolah itu aku menjalani hari-hariku dengan penuh keceriaan, diwarnai dengan canda tawa teman-teman sekelasku. Sebagai anak kelas XI yang sibuk, aku biasa menyempatkan waktu pergi ke perpustakaan. Entah, disana membaca buku atau menggambar manga. Setidaknya, sehari tak pernah ku lewatkan untuk berkunjung.
           
         Senin pagi aku bangun dengan keadaan masih mengantuk, tapi ku coba untuk membuka mataku lebar-lebar. Ku berjalan dengan mata yang sayu menuju kamar mandi, lalu aku berendam dengan air hangat, karena pagi ini begitu dingin. Dengan kehangatan berendam ini membuatku nyaman dan tak kusadari aku kembali tertidur. Hingga setengah wajahku terendam, aku baru sadar dan melihat jam menunjukkan pukul 06.30 . Aku segera bergegas membersihkan diri dan bersiap untuk berangkat, tanpa sarapan sedikitpun. Aku keluarkan sepeda miniku dan bersiap menaikinya, hingga ibu memanggilku.
“Hima, apakah kamu sudah sarapan?” tanya Ibukku.
“Belum bu, maaf aku terburu-buru.”
“Dasar anak itu, selalu saja terlambat.”
            
           Ku kayuh sepedaku dengan cepat, menerobos penyepeda lain yang juga berangkat sekolah. Namun, bukan dari sekolahku , hanya sekolahku yang menerapkan aturan kepada siswanya agar sampai disekolah 15 menit sebelum jam pelajaran untuk mendapat nilai tambahan. Walaupun, aku hanya sekali mendapatkan itu. Itupun pertama kalinya, aku masuk sekolah di SMK. Kali ini aku berusaha untuk sampai disekolah lebih awal. Dan akhirnya aku sampai, lagi-lagi terlambat. Dari belakangku terdengar seseorang berteriak.
“Hey.....awas” teriak laki-laki itu
“Aaa.....” teriakku sambil terjatuh
“Aduh.....eh, maaf. Aku tidak sengaja.”
“Heh.....tidak apa-apa,”
“Sini, biar aku bantu (sambil mengulurkan tangan)” ajak laki-laki yang terlihat asing itu
“Terima kasih”
“Sekali lagi, maaf ya. sampai jumpa.”
“Ya, sampai jumpa.”
            
             Sambil merapikan buku-buku yang tadi jatuh, aku menuntun sepedaku keparkiran sekolah. Segeraku menuju kekelas dan ternyata jam pelajaran sudah dimulai, akupun sedikit terlambat. Aku duduk setelah mendapat ijin dari guru. Beberapa saat kemudian ada seseorang yang mengetuk pintu dan ternyata laki-laki tadi yang menabrakku. Dia memperkenalkan diri lalu berjalan melewati aku dan duduk dibelakangku.
“Hei....(sambil mengetukkan jarinya ke pundakku), kamu yang tadi kan?” tanya laki-laki itu.
“Iya.....”
“Aku Hiro, salam kenal ya”
“Yeah, aku Hima, salam kenal juga”
           
            Jam pelajaran berlangsung, hingga istirahat pun tiba. Seperti biasa aku ke perpustakaan dengan membawa buku gambar dan kartu pinjaman. Ada suara langkah kakik yang terdengar keras dan semakin keras. Sebuah tangan terjun kebahuku, dan terdengar suara laki-laki.
“Hai Hima, kamu mau kemana?” sapanya
“Emt....aku mau ke perpustakaan.”
“Aku ikut ya?”
“Baiklah, ayo.”
            
          Suasana di perpustakaan sangat tenang membuatku betah berlama-lama disitu sambil mengggambar manga atau komik. Hiro juga tampak senang dengan memmbaca komik yang aku pinjam tadi. Walau baru kenal, aku sudah merasa nyaman dengan Hiro. Mungkin karena kami punya hobi yang sama yaitu membaca komik. Biasanya aku bersama Karin sahabatku, hari ini dia sakit jadi aku sendiri.
            
              Jam pelajaran pun dimulai lagi, sampai waktu pulang tiba. Kali ini aku ditemani Hiro, karena dia juga sepedaku lecet sedikit. Tapi, tak apa. Diperjalanan pulang aku dan Hiro cukup banyak bercerita tentang kisah kami masing-masing. Hingga aku sampai didepan rumah, Hiro meneruskan mengayuh sepedanya sambil sesekali tersenyum sedikit kebelakang. Ku lihat Hiro menghilang dari pandanganku bagaikan kabut.
            
             Keesokan harinya seperti biasa, aku bersiap untuk berangkat ke sekolah. Kulangkahkan kaki keluar rumah dengan membawa sepedaku, dan aku sedikit terkejut, karena Hiro sudah ada didepan rumah dengan senyum manisnya. Aku dan Hiro bersenda gurau diperjalanan menuju sekolah. Akhirnya kami sampai disekolah, dan langsung menuju kekelas. Dan kebetulan Karin sudah masuk, lalu aku memperkenalkan dia pada Hiro.
           
             Sejak hari itu aku, Hiro, dan Karin jadi sahabat yang selalu bersama dan mendukung satu sama lain. Aku merasakan kenyamanan bersama mereka, mereka selalu ada untukku. Bahkan kegiatan apapun kami lalui bersama. Sebelum Hiro hadir diantara persahabatanku dengan Karin semua indah dengan hadirnya Hiro menjadikannya lebih indah, susah dan senang kami nikmati bersama.
            
             Aku merasakan kenyamanan yang berbeda saat aku dekat dengan Hiro. Bahkan akhir-akhir ini aku merasa sangat gugup berada didekat Hiro. Saat Hiro berbicara padaku, aku tak berani menatapnya. Tatapan dan senyumannya begitu melelehkan hatiku ini. Mungkinkah ini cinta, baru ku sadari aku mencintai dirinya.
            
              Hari-hariku selalu menyengankan bagai pelangi yang penuh warna karena Hiro. Rasa sukaku padanya makin lama makin besar, rasa sayangku padanya makin lama makin besar. Aku selalu berfikir, apakah aku harus mengungkapkan perasaanku ini padanya ataukah ku pendam saja rasa ini.
            
              Dan aku memutuskan untuk mengungkapkan perasaan ku ini. Sabtu sore, aku mengajak Hiro untuk berjalan-jalan di taman dekat rumahku. Kami berjalan-jalan sambil bercerita dan akhirnya aku mengajaknya duduk di bangku taman.
“Em.... Hiro, aku mau bicara sesuatu.” Tanyaku pada Hiro.
“ Bicara saja, memangnya aku pernah melarangmu berbicara.”
“ Tidak... aku aneh juga ya.”
“Aku juga mau bercerita tengtang seseorang yang aku sukai.”
“Ya sudah, kamu duluan yang cerita.”
“Begini, sebenarnya aku itu suka dengan seseorang yang bahkan dia adalah sahabatku.”
“Sahabat....”
“iya, aku suka dengan dia.”
“(mungkinkah aku ....)” batin Hima.
“siapa memangnya?”
“aku suka dengan....ka....rin.”
           
            Seketika itu hatiku rasanya sakit. Aku tak bisa berkata-kata lagi, hatiku hancur berkeping-keping. Aku langsung berdiri dan berlari meninggalkan Hiro. Aku tak kuasa membendung air mataku. Hiro memanggilku, tapi aku tetap berlari tanpa menghiraukannya. Ku lihat dia berusaha mengejarku, tapi aku berusaha untuk bersembunyi. Setelah ku rasa aman, aku pun keluar dan sepertinya langit mendukung perasaan hatiku. Titik-titik hujan turun satu per satu, membasahi jiwa dan ragaku. Aku menangis tanpa seorang pun tahu, bahwa hatiku menangis.
            
           Aku berlutut, karena ku tak sanggup menahan sejuta perih ini. Tiba-tiba Hiro datang dan memelukku dengan erat. Tapi, kenapa dia tahu aku masih disini.
“Hiro...”
“Hima, kamu kenapa pergi meninggalkan aku. Aku kan jadi khawatir sama kamu.”
“Kenapa kamu disini?”
“’Aku dari tadi mencarimu dan akhirnya ketemu juga.”
“Aku.... tadi ada urusan lain.”
“Kamu ini membuatku khawatir saja(sambil menarik hidungku).”
            
             Sejak sabtu itu, aku berusaha menghindari Hiro dan Karin. Aku ingin menenangkan diriku dari masalah itu. Tapi, wajahnya masih terbayang dipikiranku. Ku lihat mereka terlihat semakin akrab. Hatiku seakan retak karena ku lihat mereka. Sesekali Hiro menatapku dan berusaha tersenyum, tapi aku hanya diam saja.
            
            Beberapa hari kemudian sepulang sekolah, aku menemukan selembar kertas menempel dikeranjang sepedaku. “Temui aku ditaman dekat sekolah sore ini.” Isi memo itu. Tapi, siapa yang menulis memo ini. Aku penasaran dan akhirnya aku menuju taman, ku lihat ada seorang laki-laki berdiri membelakangi bangku taman. Dia membalikkan badannya dan ternyata itu adalah Hiro.
“’Hiro......” kagetku
“Iya..... maaf membuatmu repot datang kemari. Ada hal yang ingin ku bicarakan.”
“Memangnya apa?” tanya Hiro.
“Aku tahu kenapa kamu menghindarikuku, kamu menyukaiku bukan?”
(bagaimana dia tahu, aku tak pernah cerita pada siapa pun) batin Hima.
“Em.....Hi....Hi....ro, a....ku....”( belum sempat terucap tangan Hiro menutup mulutku dan memelukku).
“Aku tahu, aku juga menyukaimu.”
(Tidak Hiro hanya suka Karin, bukan aku) batin Hima.
“Hiro....(sambil melepas pelukannya) aku tahu kamu masih menyukai Karin, dan kamu mencoba menenangkan aku dengan berkata begitu.”
“Tidak....”(ya, aku masih menyukai Karin. Tapi, aku juga sayang padamu).
“Cinta memang hal yang rumit ya, butuh kepercayaan dan tidak dapat dipaksakan. Jika cinta dipaksakan tidak akan menghasilkan cinta yang sempurna.”
“Jadi, apa keputusanmu?”
“Kita jadi sahabat saja, jika suatu hari nanti bertemu kembali, mungkin kau pelengkap hidupku.”
            
          Pertemuan sore itu membuatku memahami bahwa hal yang ku lakukan itu salah. Tak sepatutnya aku menghindari mereka, karena mereka tak salah apapun. Aku memulai kembali semuanya, melupakan semua yang telah berlalu, dan memulai hidup yang lebih indah lagi.




SELESAI

Cerpen Kawanku 2

 Oke  guys, kali ini saya akan memberikan sebuah cerpen yang bikin kalian baper, sedih, terharu, dan kagum juga..hehe..kali ini adalah karya teman saya, tidak usah berlama-lama, selamat membaca ^_^



Waktu itu
Oleh : g’nta

        
             Hari itu masih teringat jelas olehku, hari dimana pertama kalinya kita berdua bertemu dan hari dimana aku masih tidak dapat melupakanmu. Saat pertama kali bertemu aku tahu kamu bukan seperti mereka yang suka mengumbar sesuatu yang tidak seharusnya, bukan seperti itu. Kamu memang seumuran denganku gadis 17 tahun, tapi tingkahmu waktu itu seperti anak SD. Dalam hati aku tertawa ketika ejekkan itu sampai membuat pipimu memerah yang samar terlihat dari putihnya kulitmu. Memang aku mengajakmu pulang, karena itu bukan waktu yang tepat menurutku.

Baru sehari setelah pertemuan kita kemarin, sudah ada pertanyaan-pertanyaan mengisi kepalaku, “kenapa perasaan itu baru terasa ketika dia telah pergi meninggalkan kita?”. Rasanya aneh ketika aku terus memikirkan jawabannya, semakin aku pikirkan hanya ruang kosong tak berujung yang aku dapatkan. Lalu, pada siapa aku harus tanyakan jawabannya? Kemana aku harus mencarinya? Bagaimana aku dapat menemukannya? Akan terus aku cari, sampai akhir dari jalan kosong itu dapatku temukan.
           
            Kemarin saat kau membalas pesanku, sesaat aku merasakan hadirmu disini. Senyum lembut yang kau berikan waktu itu tak mudah untuk kulupakan begitu saja. Ingin kutanyakan apa kabarmu hari ini, namun jari tak kuasa menekan layar ponselku. Semakin aku pikirkan makin sakit hati ini menahannya. Kenapa? Ada apa dengan perasaan aneh ini?

            
           Hari ini semua pertanyaan itu telah aku temukan jawabannya dan jawabannya sudah pasti, yaitu kamu. Kamu memberiku sesuatu yang disebut kenangan, kenangan singkat, namun sangat berharga bagiku. Tiap bagian dari diriku setuju dengan itu, senyum indah nan hangatmu, mata bulat kecoklatan kau hias dengan kacamata bundar milikmu, rambut panjang yang terurai bebas itu sangatlah cantik, mungkin karena itu aku sampai sekarang masih tidak dapat melupakanmu. Sedih rasanya ketika perasaan yang hadir ini tidak mampu kuungkapkan padamu. Namun tidak apa, walau sementara biarlah jadi kenangan berharga dalam hidupku ini.


Senin, 04 September 2017

Cerpen Kawanku

Halo, apa kabar ? Semoga sehat selalu ya...Wah akhirnya aku bisa ngeblog lagi, karena akhir - akhir ini sibuk mengerjakan tugas sekolah. Tapi, tak apa - apalah. Oke, kali ini aku mau memberikan sebuah cerpen yang menarik...hehe menurutku ^_^....Selamat membaca ya...




Menetap pada satu hati
Oleh :G'nta


            Malam itu aku ingat lagi kata-kata yang pernah kak Naila katakan padaku. Kata-kata yang sebenarnya sangat sulit untuk kupahami, walau sudah kupikirkan berkali-kali.  Waktu itu aku pernah bertanya padanya tentang “apa jawaban yang tepat ketika kau ditanya tentang perasaanmu pada seseorang?” kukatakan dengan nada pelan. Lalu kak Naila menjawab, “Lebih baik kamu katakan saja apa yang sesungguhnya kamu rasakan, dan apa alasan kamu memberi jawaban itu padanya. Wanita tidak suka menunggu jawaban terlalu lama, juga jawaban yang tidak ada kepastian dan wujud nyatanya. Mereka adalah mahkluk yang suka meminta, namun juga suka menyimpan rahasia.” Katanya sambil tersenyum. Lalu dia menambahkan “Kalau kamu terlalu lama memberi jawaban, mungkin kamu bakal ditolak dia, atau dianya udah diambil orang lain” sambil tertawa.

Terus aku pikirkan jawaban apa yang paling tepat untuk kukatakan padanya, sampai tak terasa waktu sudah lewat tengah malam. Esoknya masih teriang dikepalaku perkataan kak  Naila kemarin, “Memberi sesuatu yang belum tentu diinginkan orang lain itu memang sulit, ya?” gumamku dalam hati. ‘Lihatlah kebahagian orang lain, mereka bahagia bukan karena mereka punya banyak hal, tetapi karena mereka tidak pernah membandingkan miliknya dengan milik orang lain.’ Itu kata-kata yang membuatku tak pernah putus asa pada tujuan ku ini. Memang berat jalan yang kutempuh saat ini, namun kutahu itu hanya sebagian kecil dari bagian terbaik yang akan kudapat nanti ketika dia sudah ada disini menemani saat sendiri, berbagi ketika kita tak punya apa-apa, dan belajar, selalu belajar untuk selalu menerima satu sama lain untuk tujuan yang sama.

Kukuatkan lagi tekat itu ketika aku baru sadar telah bangun dari mimpi indah itu. Memang masa lalu selalu ada yang tidak menyenangkan, namun tetap saja pasti ada saat dimana itu jadi hal yang paling membahagiakan dan akan selalu diingat. Aku hanya butuh waktu tak lebih dari 30 menit untuk menjelaskan semua alasanku untuk tetap memilih dirinya, 30 menit yang tidak akan aku sia-siakan, 30 menit yang akan merubah pandanganku, 30 menit yang akan membawaku berjalan bahkan berlari lebih jauh lagi untuk sekalilagi bisa bersama dengannya.

Malam itu makin terasa jantung ini berdebar makin kencang, dan perlahan ku ungkapkan semua yang aku rasakan selama ini, dari dulu sampai waktu itu. Mungkin seharusnya aku sudah tahu jawaban apa yang akan dia berikan ketika dia mendengar semua alasanku bertahan pada tekat ini. Namun, apa kalian tahu jawaban apa yang dia berikan? Yah! Jawaban itu cukup untuk membuatku belajar untuk merubah sikap dan mencoba menjadi lebih, lebih, dan jauh lebih baik lagi untuk dapat bersama Dia.

 Tidak ada kata ‘move on’, yang ada hanyalah memberi jarak antara aku dan dia, sampai saat jarak itu menjadi makin dekat dan menyatukan kami berdua. Sama halnya seperti yang dia lakukan kawanku saat ini, mereka saling menyukai satu sama lain, tapi mereka tahu batasan mereka masing-masing. Mencintai dalam diam dan selalu mendoakan itu lebih baik ketimbang pergi keluar sambil berpegangan tangan. Karena itu jangan selalu dengarkan kata orang, sebab jalan hidup kita berbeda dengan mereka.

Sudah ‘rampung’ aku pahami ucapan kak Naila waktu itu, sambil nyeruput kopi panas dengan camilan ditangan kanan, ku ingat lagi alasanku untuk menetap
Posted on by Wyd | 2 comments

Senin, 31 Juli 2017

Puisi Curahan Hati

Oke, kali ini saya akan memberikan beberapa puisi yang menyentuh hati dan menginspirasi. Mungkin setelah membaca ini kalian pasti akan sedih deh dan mungkin juga baper.... Hehehe... Selamat membaca...^_^

    
                                                         
1.  HARAPAN

                                                                    HARAPAN
                                                                  ( karya Dev )


 Kamu terlalu berharap
 Hingga kamu lupa
 Dia juga mempunyai hak mencintai orang lain
 Selain kamu...
 Berhenti !
 Itu akan melukai hatimu
 Kamu harus menjauhi dia
 Hey,kamu bukan orang yang baik untuk dia
 Dia pun tak baik untukmu
 Cukup,jangan sampai rasa itu terlalu dalam
 Lebih baik dicintai daripada mencintai

 Dan jika tak ada seorang pun mencintaimu
 Ingatlah Allah selalu ada di hatimu
 Mencintaimu ketika kamu mencintai-Nya
 Mengingatmu ketika kamu mengingat-Nya
 Dan merindukanmu ketika kamu mulai melupakan-Nya



2. KITA TELAH HILANG

                                                            KITA TELAH HILANG
                                                                    ( karya Dev )


 Ketika ku merindukanmu
Merindukan semua tawa
Merindukan segala cinta
Merindukan kehangatan saat kita bersama

Ingatkah dirimu?
Saat kita dulu bahagia?
Ingatkah dirimu?
Ketika kita menghangatkan suasana?

Dulu,  kau yang buatku tegar
Dulu,  kau yang buatku punya angan
Kini,  ku kehilangan dirimu
Kehilangan hangatnya kebersamaan

Sekarang,  aku dan kau berbeda
Kini,  tak ada lagi kata kita
Dan hanya bayang-bayang yang tersisa
Saat ada kata kita disana



  3. MASIH BELUM BERAKHIR               
           
                                                         MASIH BELUM BERAKHIR
                                                                     ( karya Dev )                                     
                          
Ketika semua ini berakhir
Baru ku sadari semua ini
Ketika semua ini berhenti
Baru ku sadari kau berharga

Tangis ku tahan dalam mata memerah
Berharap tak jauh dihadapan mereka
Namun ku tak mampu menahan
Tangis ini terlalu dalam

Ku tak mampu mengakhiri semua ini
Mengakhiri masa-masa bersamamu
Melewati jenjang berikutnya tanpamu
Tapi,  ku mencoba untuk tegar

Hanya dapat mengirim suatu do'a
Agar kita dapat meraih cita bersama
Dan hanya satu yang ku harap
Kita akan tetap jadi satu,  selamanya...


Aku mengenalmu melalui tawa
Aku didekatmu karna suatu rasa
Lalu kau pun semakin nyata
Mengubah rasaku jadi cinta

Hangat tawa mu telah ku bingkai
Dan ku jadikan kau puisi diantaranya
Kerut amarah serta lelah atas jailku
Tlah ku rekam dengan serpih-serpih ingatan

Kesalmu jadi bahagiaku
Penatmu jadi lengkungan di bibirku
Menorehkan kisah di tiap detiknya
 Untuk ku kenang di remangnya senja




 Dan jika tak ada seorang pun mencintaimu
 Ingatlah Allah selalu ada di hatimu
 Mencintaimu ketika kamu mencintai-Nya
 Mengingatmu ketika kamu mengingat-Nya
 Dan merindukanmu ketika kamu mulai melupakan-Nya



  Gimana puisinya ? bagus'kan....terima kasih telah membaca ya, semoga bermanfaat untuk kalian.




Jumat, 19 Mei 2017

Hapus Jerawat dan Bekasnya Dengan Bahan Alami

      Oke guys.... kalian pasti sering ribet saat masa-masa remaja hanya karena masalah kulit. Salah satunya masalah jerawat,jerawat memang bikin kita jadi tidak percaya diri dan merasa terganggu. Di bawah ini ada beberapa bahan alami yang dapat mengurangi jerawat dan bekasnya. Oke,semoga bermanfaat...

BAHAN ALAMI PENGHILANG JERAWAT.
    Ada beberapa tumbuhan atau bahan alami yang bisa kalian gunakan untuk menghilangkan bekas jerawat, diantaranya sebagai berikut :

1. Irisan jeruk lemon/jeruk nipis 
 Sari jeruk lemon atau jeruk nipis dapat menyamarkan bekas noda jerawat dan menghapusnya secara perlahan. Efek bleaching alami memang sudah terkandung dalam sari jeruk tersebut.


Caranya :
- Iris lemon/jeruk nipis,peras sarinya.Kemudian maskerkan di wajah secara rutin,diamkan selama 10-15 menit dan lakukan setiap hari.
-Rasanya mungkin agak perih,noda jerawat akan memudar dalam jangka waktu 2-3 minggu.

 2.Irisan lidah buaya
 Vitamin A & E yang terkandung pada lidah buaya dapat melembabkan,menghapus noda jerawat serta mengurangi efek peradangan di kulit.



 Caranya :
 Sama seperti jeruk nipis,kalian bisa memaskerkan lidah buaya ini di wajah.Bedanya lakukan pemaskeran sebelum mandi,karena ada rasa lengket setelah bermasker lidah buaya.

3. Ketimun
 Buah yang satu ini sudah terkenal dan dapat menghilangkan noda jerawat dengan mudah.Manfaat astringennya dapat melembabkan kulit dan membuat kulit kenyal.



Caranya :
 Iris tipis-tipis buah ketimun,dan tempelkan ke wajah 10-15 menit sebelum tidur.

4. Kunyit
 Kunyit merupakan rempah-rempah yang termasuk kelurga jahe-jahean.Kunyit telah digunakan sejak ribuan tahun lalu sebagai ramuan obat alami.



 Caranya :
 - Untuk pengobatan luar,oleskan parutan kunyit ke atas jerawat.
 - Untuk konsumsi,camput sejumput bubuk kunyit dengan segelas susu dan minum setiap hari.

5. Madu 
 Madu dapat digunakan sebagai masker wajah untuk menghilangkan jerawat,bekas jerawat,serta mengurangi kemerahan dan iritasi akibat jerawat.



 Caranya :
 - Tuangkan satu sendok makan madu murni ke dalam mangkuk kecil.
 - Oleskan madu ke area wajah dan diamkan selama 15 menit sampai 1 jam.

6. Tomat
 Buah tomat mengandung Vit.A,B1,dan C yang dapat mengurangi jerawat dan bekasnya.



 Caranya :
 - Ambil buah tomat yang masak,kemudian potong,dan setelah itu langsung dipakai memakai untuk menggosok wajah berjerawat.

7. Jagung
 Biasanya jagung digunakan untuk bahan pangan,tapi ternyata juga dapat digunakan menghilangkan jerawat.



Caranya :
 Parutlah jagung muda,dan oleskan pada wajah,diamkan selama 1 malam.Lalu bilas dengan air bersih.






Mengenai Saya